Terima kasih telah mengunjungi kami, berkat Tuhan kiranya menjadi milik kita semua

Kita adalah hamba-hamba yang tak berguna Jika kita tidak bersama Tuhan

Rabu, 27 April 2011

DAPATKAH SAYA MENEMUKAN GEREJA TUHAN SEKARANG?

Allah telah sering kali memberikan pesan khusus sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing generasi yang berbeda; pesan untuk menolong Adam dan Hawa setelah kejatuhan mereka ke dalam dosa, pesan bagi penduduk bumi sebelum bencana air bah, pesan bagi bangsa Israel mengenai ancaman dari bangsa Asyur dan Babilonia. Yesus datang ke dunia dengan membawa pesan khusus bagi orang-orang pada jaman itu, demikian juga Allah telah menyampaikan pesan khusus bagi kita sekarang. Pasal 12 dan 14 dari kitab Wahyu menerangkan pesan Allah untuk kita. Dalam Panduan DISCOVER ini pesan tersebut akan diulas.
1. GEREJA DIDIRIKAN OLEH YESUS
Kehidupan dan ajaran Yesus telah membangun satu kepercayaan dan hubungan yang akrab di dalam gereja yang mula-mula didirikan-Nya. Para rasul telah membina hubungan yang erat dengan Yesus Kristus yang telah bangkit. Paulus menggambarkan ikatan erat tersebut seperti hubungan pernikahan:
"Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus." - 2 Kor 11:2. (Kecuali disebutkan secara khusus, semua ayat Alkitab dalam Panduan DISCOVER adalah berasal dari Alkitab berbahasa Indonesia, terjemahan baru, terbitan Lembaga Alkitab Indonesia).
Menurut Paulus, gereja adalah seperti perempuan yang suci, pengantin bagi Yesus, lambang dari gereja Kristus. Di dalam Perjanjian Lama, metafora yang sama digunakan untuk menggambarkan bangsa Israel, umat pilihan Allah. Tuhan berfiman kepada bangsa Israel: "seperti seorang pengantin wanita engkau mengasihi aku" (Yer 2:2); "Aku telah menjadi tuan atas kamu" (Yer 3:14). Kitab Wahyu juga menyatakan gereja seperti seorang perempuan:
"Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah makhota dari bua belas bintang di atas kepalanya." - Why 12:1.
(1) Perempuan itu mengenakan jubah matahari. Ini menggambarkan gereja yang bersinar seperti matahari karena berpakaian kemuliaan Kristus. Yesus adalah terang dunia (Yoh 8:12), yang bersinar melalui anggota jemaat-Nya, dan mereka kemudian menjadi terang dunia (Mat 5:14).

"Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, dan ia berseru dengan suara nyaring: 'Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air." - Wahyu 14:6, 7.
(2) Perempuan itu memiliki bulan di bawah kakinya. Bulan menggambarkan cerminan cahaya kebenaran yang telah ditanam melalui penginjilan kristiani.
(3) Perempuan itu memiliki mahkota di kepalanya dengan dua belas bintang. Bintang-bintang secara tepat menggambarkan keduabelas rasul, orang-orang terhormat yang telah bersaksi tentang terang Yesus yang bersinar pada hari kedatangan-Nya. Secara jelas, gambaran perempuan ini menunjukkan bahwa Yohanes memiliki pemikiran mengenai transisi dari umat Allah, Israel, dalam Perjanjian Lama, menuju gereja Kristen di Perjanjian Baru yang telah dibangun oleh Yesus. Matahari, bulan, dan bintang menekankan penginjilan gereja Kristen yang "memberikan terang" dalam membagikan Kabar Baik.
2. DRAMA KEKALAHAN SETAN
Munculnya perempuan itu menjadi tanda dimulainya drama besar:
"Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan dalam penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya. Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua ngasa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya." - Wahyu 12:2-5.

Tiga sosok kunci terlibat di dalam drama ini:
(1) Perempuan, diidentifikasikan sebagai gereja Allah.
(2) Anak laki-laki yang lahir yang "dirampas dan dilarikan ke hadapan Allah dan takhta-Nya", dan yang akan "menggembalakan semua bangsa." Yesus adalah satu-satunya anak yang lahir di dunia ini dan dibawa ke hadapan Allah dan takhta-Nya, dan yang akan memerintah segala bangsa.
(3) Naga yang menggambarkan Setan atau Iblis.
"Maka timbullah peperangan di surga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Setan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya." - Wahyu 12:7-9.

Gambaran ini menjadi jelas setelah kita mengerti lambang-lambangnya. Ketika Setan dan malaikat-malaikatnya "kehilangan tempat di sorga", mereka "dicampakkan ke bumi". Ketika Yesus lahir ke dunia, Setan berusaha untuk membunuh-Nya, anak laki-laki itu, segera setelah Dia dilahirkan. Setan gagal, dan Yesus "dilarikan" ke hadapan tahta Allah.
Setan kemudian merencanakan untuk memusnahkan gereja kristen yang telah didirikan oleh Yesus. Rasul Yohanes, yang menulis Wahyu, melihat sekilas peperangan besar antara Kristus dan Setan ini berkecamuk di muka bumi. Pada saat peperangan itu mencapai puncaknya yaitu saat Yesus disalibkan, Yohanes mendengarkan suara dari sorga:
"Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita." - Wahyu 12:10. (Bandingkan dengan Yohanes 12:31, dan Lukas 10:18.)

Jesus memenangkan peperangan tersebut dengan memutuskan untuk meminum cawan penyaliban tersebut. Dengan itu, Dia meneguhkan kepastian dari rencana "keselamatan" dan menyediakan "kuasa" untuk mengalahkan Setan. "Kerajaan Allah" menjadi teguh, dan "wewenang" Juruselamat untuk menjadi Raja atas segala raja juga diteguhkan. "Keselamatan sekarang sudah tiba" menyatakan bahwa sejarah pemahkotaan telah tiba. Kelahiran Kristus, Juruselamat dunia, telah terlaksana (ayat 5). Walaupun telah dicobai, Yesus hidup dengan kehidupan yang tidak berdosa, mati dan bangkit untuk mengalahkan dosa dan kematian (ayat 10). Setan telah kalah untuk selamanya (ayat 7-9). Salib itu ditinggikan dengan kekuasaan yang penuh.
Pengumuman "saatnya telah tiba" tidak hanya menarik perhatian Yohanes, tetapi seluruh jagat raya:
"Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! Karena Ibliss telah turun kepadamu dalam geramnya yang dashyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat." - Wahyu 12:12.
Seluruh sorga merayakan kemenangan Yesus. Kristus menghapuskan segala tuntutan Setan untuk mendapat tempat di sorga dan Setan yang telah dikalahkan itu kehilangan kuasanya atas dunia.
3. PERTENTANGAN GEREJA KRISTUS DENGAN SETAN
Sebelum Yesus terangkat ke surga Dia telah mendirikan gereja Kristen (dilambangkan dengan perempuan). Kematian-Nya di kayu salib memberikan kuasa kepada gereja untuk mengalahkan Setan.
"Dan mereka (gereja Kristen) mengalahkan dia (Setan) oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka; karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut." - Wahyu 12:11.
Kristus sekarang mampu memberikan kuasa-Nya, buah-buah kemenangan, untuk gereja-Nya. Jesus telah mengalahkan Setan di kayu salib, dan sekarang pun sedang mengalahkan setan melalui umat-Nya. Tiga ciri yang menandai kemenangan gereja sepanjang abad kekristenan adalah:
(1) Mereka mengalahkan dia (Setan) dengan darah Anak Domba. Yesus diangkat ke hadapan tahta Allah agar darah-Nya menjadi penuh arti di dalam kehidupan para pengikut-Nya. Dia dapat menghapuskan catatan dosa kita, menyelamatkan kita melalui tetesan darah-Nya (1 Yoh 1:7), dan memberikan kita kemampuan untuk menjalani kehidupan kekristenan yang sehat dari hari ke hari.
(2) Mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. "Darah Anak Domba" membuat mereka rela untuk mati demi Kristus; mereka tidak "takut pada kematian". Allah telah begitu menderita, demikian juga orang-orang Kristen rela menderita dan mati demi kebenaran. Bahkan anak-anak pun telah memberikan pelayanan yang sangat berarti. Ada sebuah cerita mengenai seorang ibu Kristen yang dilemparkan menjadi santapan singa di arena di Roma karena dia menunjukkan kesetiaannya kepada Kristus dan bukan kepada negara. Putrinya yang masih muda, bukannya menjadi mundur ketakutan, tetapi merasakan penyerahan penuh tumbuh dalam hatinya. Pada saat singa-singa tersebut menerkam ibunya, dia berdiri dan berteriak, "Aku juga seorang Kristen". Tentara Roma menangkap dia dan melemparkannya ke binatang-binatang yang kelaparan tersebut.
(3) "Mereka mengalahkan dia (Setan)... melalui kata-kata dari kesaksian mereka." Bukan kata-kata tetapi kesaksian mereka.-- Kesaksian hidup mereka, saksi hidup atas kuasa Yesus dan Injil-Nya. Dalam masa kegelapan bagi kekristenan, laskar Kristus - dari gereja Protestan mula-mula sampai para reformator - mengalahkan segala kekejaman yang paling buruk yang setan bisa lakukan, hanya dengan kekuatan kesaksian kehidupan mereka.
Wahyu 12:11 menggambarkan sebuah gereja yang penuh kemenangan yang dipenuhi dengan para pemenang: rasul, orang yang mati demi kebenaran, reformator, dan orang-orang kristen yang setia lainnya. Kebaikan, kesetiaan, semangat, dan kemenangan mereka telah menggetarkan dan mempengaruhi dunia selama berabad-abad.
"Sejak setan gagal mengalahkan Yesus ketika hidup di dunia ini, dia sekarang berusaha untuk menghancurkan Yesus yang berada di dalam gereja-Nya. Ketika naga melihat bahwa dia dicampakkan ke bumi, dia mengincar perempuan yang telah melahirkan Anak Laki-laki tersebut. Perempuan itu diberikan dua sayap elang, agar dia dapat pergi ke tempat yang telah disediakan baginya, tempat di mana dia dijaga untuk satu masa, dua masa dan setengah masa, jauh dari jangkauan ular itu. Kemudian dari mulutnya, ular itu mengeluarkan air seperti sungai, untuk membawa pergi perempuan itu. Tetapi bumi membantu perempuan itu dengan membuka mulutnya dan menelan sungai yang dialirkan oleh naga itu." - Wahyu 12:13-16.
Seperti telah dinubuatkan, selama Masa Kegelapan bagi kekristenan, Setan mengirimkan "sungai" penganiayaan untuk membinasakan gereja. Setan hendak menghancurkan pengaruh Kristus dengan cara membunuh gereja-Nya dan menggunakan segala macam cara. Naga itu melambangkan setan. Tetapi ingat bahwa setan menggunakan lembaga manusia dalam perannya untuk menyerang umat Allah. Dia gunakan raja Roma, Herodes, untuk membunuh Yesus. Dia bekerja melalui musuh-musuh Kristus yang selalu mengawasi dan mencemooh sang Juruselamat, dan akhirnya memastikan kematian-Nya di kayu salib. Tetapi kemenangan setan tersebut telah menjadi kemenangan Yesus yang terbesar.
Dengan amarah yang besar karena kekalahannya di kayu salib, Setan menyerang gereja yang telah didirikan oleh Kristus. Selama berabad-abad setelah penyaliban Yesus, ribuan orang kristen harus mati di arena Colosseum Roma, di pusat-pusat kota, penjara, dan padang belantara.
Awalnya kekuasaan non-gereja memulai penganiayaan ini. Tetapi setelah kematian para rasul sebuah perubahan pelan-pelan menjalari gereja. Pada abad pertama, ketiga dan keempat, banyak orang dalam gereja yang mulai merubah kebenaran yang telah diajarkan Kristus dan rasul-Nya. Beberapa pemimpin gereja bahkan mulai menerapkan penyiksaan atas mereka yang tetap berkeras untuk menjaga kemurnian isi Perjanjian Baru.
Penelitian memperkirakan bahwa sekitar 50 juta orang-orang yang setia telah binasa. Sebagai usaha untuk menenggelamkan dan menghancurkan gereja, Iblis mengirimkan "sungai penganiayaan" untuk menyapu bersih gereja dengan kekerasan. Tetapi bumi menolong perempuan itu (gereja) dengan cara... menelan "sungai penyiksaan" tersebut termasuk juga doktrin-doktrin palsu.
Selama penganiayaan di abad pertengahan ini, orang-orang benar yang tidak mau menerima ajaran palsu itu keluar dari gereja yang dipimpin oleh pemimpin-pemimpin rohani yang sudah tidak mengajarkan ajaran yang benar lagi, dan mereka mengungsi "ke padang belantara, tempat yang telah disediakan untuk mereka (disediakan bagi perempuan itu) oleh Allah untuk dilindungi selama 1,260 hari" (ayat 6). Nubuatan ini dipenuhi selama 1,260 tahun masa penganiayaan dari 538 SM sampai 1798 M (satu hari sering disimbolkan sebagai satu tahun dalam nubuatan Alkitab, lihat Yehezkiel 4:6).
Selama masa kegelapan ini, orang Kristen yang setia dan percaya kepada Alkitab bisa menemukan tempat yang aman untuk pengungsian; contohnya, di lembah Waldensia di bagian barat Italia dan bagian timur Perancis, dan di gereja Celtic di Inggris.
4. GEREJA KRISTUS DI MASA KINI
Kejadian itu membawa kita kepada masa kini --kepada gereja Kristus yang benar sejak 1798. Seperti yang diperkirakan, sang Naga itu masih marah terhadap umat Allah. Perang besar yang tidak terlihat masih berlangsung. Faktanya, Setan melancarkan serangan terbesarnya terhadap gereja sebelum kedatangan Yesus kedua kali.
"Kemudian marahlah naga (iblis) terhadap perempuan itu dan pergi memerangi keturunannya yaitu yang menurut hukum-Nya dan memegang kesaksian Yesus." - Wahyu 12:17.
Nubuatan ini terpusat di jaman kita sekarang ini. Setan marah; dia memerangi "keturunan" perempuan itu yaitu umat Allah "yang masih tersisa" di jaman sekarang. Perhatikan tanda identitas mereka:
(1) Orang-orang percaya ini memegang kesaksian Yesus. Dengan setia berdasarkan ajaran murni dari Firman Allah, mereka mengabarkan kesaksian tentang Yesus Kristus melalui kehidupan kristen yang dinamis.
(2) Orang-orang percaya ini adalah kelompok yang bernubuat. Dengan menerima kesaksian Yesus, Yohanes mampu menulis buku Wahyu (Wahyu 1:1-3). Umat yang sisa yang dinubuatkan adalah mereka yang menerima pemberian yang sama: karunia nubuat yang langsung dari Allah melalui hamba-hamba-Nya terdahulu. Karunia nubuat yang mereka terima itu memusatkan pekabaran firman Allah sebagai tugas dan misi terakhir mereka.
(3) Orang-orang Kristen jaman akhir ini adalah juga dikenal sebagai "orang-orang yang menurut hukum Tuhan." Mereka tidak hanya mempertahankan kemurnian dari Sepuluh Hukum, tetapi juga menurutinya. Kasih Allah di hati mereka memberikan penurutan yang sejati (Roma 5:5; 13:8-10).
Orang-orang percaya jaman akhir ini mengikuti teladan Kristus dan gereja mula-mula dalam menuruti perintah Allah. Hal ini benar-benar membakar amarah sang Naga si Iblis. Dan dia mengadakan peperangan terhadap "keturunan terakhir dari perempuan itu" karena mereka memberitakan kesaksian bahwa kasih kepada Tuhan menghasilkan umat yang menurut. Yesus menyatakan:
"Jikalau engkau mengasihi Aku, turutlah segala perintah-Ku." - Yohanes 14:15.
Kehidupan orang-orang percaya jaman akhir ini menunjukkan bahwa sangatlah mungkin untuk mengasihi Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Menurut Yesus, nilai mengasihi Allah dan sesama, terangkum dalam Hukum Sepuluh Allah (Matius 22:35-40).
Hukum yang ke-empat memerintahkan kita untuk memelihara hari Sabtu, hari yang ketujuh dalam satu minggu, sebagai hari Sabat hari Perhentian. Dan karena kasih Yesus telah menorehkan Sepuluh Hukum tersebut ke dalam hati mereka, orang-orang percaya ini adalah para pemelihara hari Sabat.
Hari Sabat adalah inti utama firman Allah bagi umat-Nya dalam Wahyu, pasal 12, dan 14:6-15. Semua kekuatan surga diarahkan kepada umat Kristen jaman akhir seperti yang digambarkan dalam pasal-pasal ini. Juruselamat yang hidup adalah sebagai pendamping mereka yang tetap, dan Roh Kudus bekerja untuk "menguatkan mereka dengan kuasa dari dalam diri". Janji itu pasti. Mereka akan mengalahkan Setan "dengan darah Anak Domba dan melalui firman yang keluar dari nubuatan mereka" - (Wahyu 12:11).
Apakah engkau mau menjadi salah satu dari orang-orang Kristen jaman akhir ini "yang menurut hukum Allah" dan "memegang kesaksian Yesus"? Mengapa tidak buat keputusan sekarang? Anda rindu untuk 'menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus'? Ingat, Yesus sendiri yang menjanjikan akan mengirimkan Roh Kudusnya untuk menyelesaikan segala kebingungan anda, segala masalah yang memusingkan anda, dan memuaskan segala kerinduan anda.

Hak Cipta © 2002 oleh The Voice of Prophecy

Sabtu, 09 April 2011

KETIKA SESEORANG MENINGGAL

Kita terhenyak ketika seorang anak kecil bertanya, "Apakah artinya mati?" Kita memilih berdiam diri atau tidak membayangkan jikalau seseorang yang kita kasihi meninggal. Kematian adalah musuh setiap orang di mana-mana, apakah jawaban dari pertanyaan sukar tentang kematian? Apakah kita akan bertemu lagi dengan orang yang kita kasihi setelah meninggal?
1. MENGHADAPI KEMATIAN TANPA TAKUT
Kita semua pada saat tertentu, mungkin langsung setelah seorang teman atau kekasih meninggal, merasakan kekosongan di dalam diri kita, perasaan kesepian yang menguasai kita, ketika kita melihat sekilas akhir sebuah kehidupan.
Dalam hal yang sedemikian penting, penuh dengan emosi, di manakah kita dapat mengenal kebenaran tentang apa yang terjadi ketika kita mati? Untunglah, sebagian dari misi Kristus di dunia adalah untuk "membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut" (Ibrani 2:15). Dan di dalam Alkitab, Yesus menyatakan pesan-pesan yang menghiburkan, dan jawaban yang jelas bagi semua pertanyaan kita tentang kematian dan kehidupan masa depan.
2. BAGAIMANA TUHAN MENCIPTAKAN KITA
Untuk dapat memahami dari Alkitab tentang kebenaran tentang kematian, marilah kita memulai dari permulaan dan melihat bagaimana Pencipta kita menciptakan kita.

"Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia [adam, bahasa Ibrani] itu DARI DEBU TANAH [adamah, bahasa Ibrani] dan menghembuskan NAFAS HIDUP ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadikan MAKHLUK YANG HIDUP." - Kejadian 2:7.

Pada saat penciptaan, Tuhan Allah membentuk Adam dari "debu tanah". Ia memiliki otak di dalam kepalanya yang siap untuk berpikir, darah di dalam pembuluh yang siap mengalir. Kemudian Tuhan Allah menghembuskan ke dalam hidungnya "nafas hidup", dan Adam menjadi "makhluk yang hidup". Perhatikan baik-baik, Alkitab tidak mengatakan bahwa Adam menerima jiwa, melainkan bahwa "manusia menjadi makhluk yang hidup." Ketika Tuhan Allah menghembuskan nafas kehidupan kepada Adam, kehidupan mulai mengalir dari Tuhan Allah. Gabungan antara tubuh dan "nafas hidup" menjadikan Adam "makhluk yang hidup." Maka kita dapat menuliskan persamaan manusia seperti berikut:
"Debu tanah" + "nafas hidup" = "Makhluk yang hidup."
Tubuh tanpa kehidupan + nafas dai Tuhan Allah = Makhluk yang hidup.
Kita masing-masing memiliki tubuh dan pikiran untuk bernalar. Sepanjang kita masih terus bernafas, kita adalah makhluk hidup, jiwa yang hidup.
3. APAKAH YANG TERJADI KETIKA SESEORANG MENINGGAL?
Ketika seseorang meninggal, yang terjadi adalah kebalikan dari proses penciptaan yang dinyatakan di dalam Kejadian 2:7.

"Dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya." - Pengkhotbah 12:7.

Alkitab sering menggunakan kata Ibrani untuk "nafas" dan "roh" secara bergantian. Ketika seseorang mati, tubuhnya menjadi "debu" dan "roh" ("nafas hidup") kembali kepada Tuhan Allah, yang adalah sumbernya. Tetapi apakah yang terjadi dengan jiwa?

"Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN ALLAH... sungguh semua JIWA Aku punya... ORANG YANG BERBUAT JAHAT, ITU YANG HARUS MATI." - Yehezkiel 18:3-4.

Jiwa mati! Jiwa tidak kekal, ia dapat musnah. Persamaan yang berasal dari kitab Kejadian 2:7, ketika Tuhan menciptakan kita, adalah berkebalikan dalam kematian.
"Debu tanah" - "Nafas hidup" = Jiwa mati
Tubuh tanpa kehidupan - Nafas hidup dari Tuhan Allah = Makhluk yang mati.
Kematian adalah berhentinya kehidupan. Tubuh menjadi debu, dan nafas, atau roh, kembali kepada Tuhan Allah. Kita adalah jiwa yang hidup di dalam kehidupan, tetapi di dalam kematian kita hanyalah mayat, jiwa yang mati, makhluk yang mati. Maka orang mati itu tidak sadar. Ketika Tuhan Allah mengambil kembali nafas kehidupan yang diberikanNya kepada kita, jiwa kita mati. Akan tetapi kita akan lihat di dalam pelajaran ini, ada harapan di dalam Kristus.
4. SEBERAPA BANYAK ORANG MATI MENGETAHUI?

Setelah kematian, otak kita tidak berfungsi, tidak dapat mengetahui atau mengingat sesuatu. Semua perasaan manusia berhenti pada saat kematian.

"Baik kasih mereka, maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah lama hilang..." - Pengkhotbah 9:6.

Orang mati tidak memiliki kesadaran, maka mereka tidak mengetahui apapun yang terjadi. Mereka sama sekali tidak memiliki hubungan dengan orang yang hidup:

"Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi ORANG YANG MATI TAK TAHU APA-APA." - Pengkhotbah 9:5.

Kematian adalah seperti tidur tanpa mimpi, sebenarnya, Alkitab menyebut kematian dengan "tidur" sebanyak 54 kali. Yesus mengajarkan bahwa kematian adalah seperti tidur. Ia berkata kepada para muridNya:
"LAZARUS, saudara kita, TELAH TERTIDUR, tetapi Aku akan pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya. Maka kata murid-murid itu kepadaNya: 'Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh.'Tetapi maksud Yesus adalah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: 'LAZARUS SUDAH MATI.'" - Yohanes 11:11-14.
Lazarus telah mati selama 4 hari sebelum Yesus tiba. Namun ketika Yesus pergi ke kuburannya, Ia membuktikan bahwa adalah mudah bagi Tuhan Allah untuk membangkitkan orang mati seperti kita membangunkan orang tidur. Ini adalah penghiburan yang besar bagi kita karena mengetahui bahwa orang-orang kita yang terkasih yang telah meninggal sedang "tidur", beristirahat dengan tenang di dalam Yesus. Lorong kematian, yang mungkin akan kita lalui pada suatu hari nanti, adalah seperti tidur yang damai dan tenang.
5. APAKAH TUHAN ALLAH MELUPAKAN ORANG-ORANG YANG TIDUR DALAM KEMATIAN?
Tidur dalam kematian bukanlah akhir dari cerita. Di kubur, Yesus berkata kepada Martha, saudara perempuan Lazarus:

"AKULAH KEBANGKITAN dan hidup; BARANGSIAPA PERCAYA KEPADAKU, ia akan hidup walaupun ia sudah mati." - Yohanes 11:25.

Orang-orang yang mati "di dalam Kristus" sedang tidur di dalam kubur, namun mereka masih memiliki masa depan yang cerah. Dia yang menghitung setiap lembar rambut di kepala kita dan memegang kita dengan tanganNya tidak akan melupakan kita. Kita mungkin saja mati dan kembali ke debu, teapi catatan dari kepribadiannya masih tetap jelas di dalam pikiran Tuhan. dan ketika Yesus kembali, Ia akan membangunkan orang mati yang benar dari tidur mereka, sama seperti yang dilakukanNya kepada Lazarus.

"Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang MEREKA YANG MENINGGAL, SUPAYA KAMU JANGAN BERDUKA CITA SEPERTI ORANG-ORANG LAIN YANG TIDAK MEMPUNYAI PENGHARAPAN... sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan MEREKA YANG MATI DALAM KRISTUS AKAN LEBIH DAHULU BANGKIT, sesudah itu, KITA YANG HIDUP, yang masih tinggal, AKAN DIANGKAT BERSAMA-SAMA DENGAN MEREKA dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. KARENA ITU, HIBURKANLAH SEORANG AKAN YANG LAIN DENAN PERKATAAN-PERKATAAN INI." - 1 Tesalonika 4:13, 16-18.

Pada hari kebangkitan, lorong kematian akan tampak seperti istirahat singkat.orangyang mati tidak sadar akan berlalunya waktu. Orang-orang yang telah menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka, akan dibangunkan dari tidur mereka dengan suara yang indarh turun ke dunia.
Pengharapan akan kebangkitan diiktui dengan pengharapan akan rumah di surga di mana Tuhan "akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita" (Wahyu 21:4). Orang-orang yang mengasihi Tuhan tidak perlu takut akan kematian. Di balik itu terdapat keabadian mengalami kehidupan dengan Tuhan. Yesus "memegang segala kunci maut dan kerajaan maut" (Wahyu 1:18). Tanpa Kristus, kematian akan menjadi jalan satu arah yang berakhir dalam kesia-siaan, namun di dalam Kristus, ada pengharapan yang terang dan bercahaya.
6. APAKAH KITA SEKARANG ABADI?
Ketika Allah menciptakan Adam dan Hawa, mereka diciptakan sebagai makhluk hidup yang tidak abadi, yaitu dapat mati. Jikalau saja mereka tetap setia menuruti kehendak Allah, mereka tidak perlu mengalami kematian. Tetapi ketika mereka berdosa, mereka menyerahkan hak mereka untuk hidup. Akibat ketidakpatuhan, mereka menjadi takluk kepada kematian. Dosa mereka membawa akibta seluruh umat manusia, dan karena semua telah berdosa, kita semua tidak abadi, takluk kepada kematian (Roma 5:12). Dan tak ada satu petunjuk pun dari Alkitab yang menunjukkan bahwa jiwa manusia dapat berwujud sebagai suatu kesatuan yang memiliki kesadaran setelah kematian.
Alkitab tak pernah sekali pun menjelaskan bahwa jiwa manusia, yang saat ini dikatakan abadi, atau tak dapat binasa, bukan sasaran dari kematian. Kata Ibrani dan Yunani untuk "jiwa", "roh", dan "nafas" muncul di Alkitab sebanyak 1700 kali. Tapi tak pernah sekali pun disebutkan bahwa jiwa, roh, dan napas manusia adalah abadi. Saat ini hanya Allah yang memiliki keabadian. Allahlah... SATU-SATUNYA YANG TIDAK TAKLUK KEPADA MAUT (I Timotius 6:15-16).
Alkitab menyebutkan dengan jelas bahwa manusia dalam kehidupan ini adalah makhluk hidup yang tidak abadi: menjadi sasaran dari kematian. Tetapi ketika Yesus kembali, kita akan mengalami perubahan yang dahsyat.

"Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia; KITA TIDAK AKAN MATI SEMUANYA, tetapi KITA SEMUANYA AKAN DIUBAH, dalam sekejap mata, PADA WAKTU BUNYI NAFIRI YANG TERAKHIR. Sebab nafiri akan berbunyi dan ORANG-ORANG MATI AKAN DIBANGKITKAN dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan KITA SEMUA AKAN DIUBAH. Karena yang tidak dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan YANG DAPAT MATI INI HARUS MENGENAKAN YANG TIDAK DAPAT MATI." - I Korintus 15:51-53.

Sebagai makhluk hidup di saat ini kita tidak abadi. Tetapi jaminan Kristen mengatakan bahwa kita menjadi tak dapat binasa ketika Yesus datang lagi untuk yang kedua kali. Kepastian dari janji keabadian ditunjukkan ketika Yesus bangkit dari kuburNya;

"MEMATAHKAN KUASA MAUT... dan MENDATANGKAN HIDUP YANG TIDAK DAPAT BINASA melalui Injil." - 2 Timotius 1:10.

Pandangan Allah akan nasib umat manusia sangatlah jelas; kematian abadi bagi mereka yang menolak Kristus dan bersikeras pada dosa-dosa mereka, atau ketidakbinasaan sebagai sebuah hadiah cuma-cuma ketika Yesus datang bagi mereka yang telah menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat.
7. MENGHADAPI KEMATIAN DARI ORANG YANG DIKASIHI
Ketakutan yang secara alamiah kita pergumulkan di dalam menghadapi kematian menjadi semakin menyakitkan ketika orang yang kita kasihi meninggal. Kesepian dan rasa kehilangan tersebut dapat menguasai kita. Satu-satunya pemecahan dalam mengatasi penderitaan yang disebabkan oleh perpisahan dengan orang yang kita kasihi, hanya penghiburan yang hanya dapat diberikan oleh Kristus. Ingatlah bahwa kekasihmu itu tertidur, dan mereka yang beristirahat dalam Yesus akan dibangunkan "saat kebangkitan hidup" ketika Yesus datang.
Allah sedang merencanakan suatu reuni yang amat indah. Anak-anak akan dikumpulkan kembali kepada para orang tua yang bersukacita. Para suami dan istri bersatu dalam pelukan mereka masing-masing. Perpisahan kehidupan yang kejam akan berakhir. "Maut telah ditelan dalam kemenangan" (I Korintus 15:54).
Sebagian orang terlalu memikirkan perpisahan tersebut, sehingga mereka berusaha untuk berhubungan dengan para kekasih yang telah tiada itu melalui sarana spiritual atau ajaran New Age. Tetapi Alkitab secara khusus memberi peringatan kepada kita akan hal ini. Dan apabila orang berkata kepada kamu; "Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh peramal yang berbisik dan komat-kamit," maka jawablah;

"Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada Allahnya? Atau haruskah mereka meminta petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup?" - Yesaya 8:19.

Mengapa demikian? Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa orang-orang mati tidak mengetahui apa-apa. Pemecahan sejati dalam mengatasi penderitaan akibat perpisahan dengan orang-orang yang dikasihi, hanyalah penghiburan yang hanya Kristus yang dapat memberikannya. Menyediakan waktu untuk berhubungan dengan Kristus adalah cara yang paling menyehatkan untuk bertumbuh melalui masa-masa penuh kesedihan. Ingatlah selalu, tanda nyata selanjutnya yang ditujukan kepada mereka yang beristirahat di dalam Kristus adalah suara dari kedatangan Kristus yang kedua kali untuk membangkitkan orang-orang mati.
8. MENGHADAPI KEMATIAN TANPA GENTAR
Kematian merenggut segala-galanya dari kita. Tapi satu hal yang tidak dapat direnggut dari kita adalah Kristus, dan Kristus dapat memperbaiki segalanya kembali. Kematian tidak akan berkuasa selamanya di dunia ini. Iblis, orang jahat, kematian, dan kubur akan binasa di dalam lautan api pada kematian kedua (Wahyu 20:14).
Berikut ini adalah 4 cara sederhana untuk menghadapi kematian tanpa rasa takut:
(1) Hiduplah dengan pengharapan dan kepercayaan di dalam Kristus, dan anda akan siap untuk menghadapi kematian kapan pun juga.
(2)Melalui kuasa Roh Kudus, tetaplah setia kepada hukum-hukum Allah dan kau akan siap akan kehidupan kedua di mana anda tidak akan pernah mati.
(3) Pandanglah kematian sebagai suatu masa istirahat sesaat yang mana suara Yesus akan membangkitkan engkau ketika Ia datang kedua kali.
(4) Ingatlah akan penghiburan dari kepastian jaminan Yesus akan rumah surgawi bersamaNya selama-lamanya.
Kebenaran Alkitab melepaskan seseorang dari ketakutan akan kematian, karena Alkitab menyatakan Yesus, Ia yang tidak dapat ditaklukkan oleh maut. Ketika Yesus memasuki kehidupan kita, Ia memenuhi hati kita dengan kedamaian;

"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberika kepadamu... Janganlah gentar dan gelisah hatimu." - Yohanes 14:27.

Yesus juga memungkinkan bagi kita untuk mengatasi kesedihan karena kehilangan orang yang dikasihi. Yesus berjalan melalui "lembah kematian," Ia mengetahui kelamnya malam yang kita lalui.
"Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging... supaya oleh KEMATIANNYA Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut, dan supaya dengan jalan demikian IA MEMBEBASKAN MEREKA YANG SEUMUR HIDUPNYA BERADA DALAM PERHAMBAAN OLEH KARENA TAKUTNYA KEPADA MAUT." - Ibrani 2:14-15.
Dr. James Simpson, seorang dokter yang menemukan anesthesia, mengalami kehilangan yang sangat besar ketika anak tertuanya meninggal. Sebagai layaknya orangtua ia sangat menderita. Tetapi akhirnya ia menemukan jalan pengharapan. Pada nisan anaknya ia mengukir kata-kata yang diucapkan Yesus mengenai penebusanNya; "Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya" (Yohanes 11:25). Dan Ia berjanji, "Sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup" (Yohanes 14:19). Kristuslah satu-satunya pengharapan kita akan kehidupan setelah kematian. Dan ketika Kristus datang lagi, Ia memberikan keabadian kepada kita. Kita tidak akan pernah lagi hidup di bawah bayang-bayang kematian, karena kita memiliki kehidupan selama-lamanya. Sudahkah anda menemukan pengharapan besar ini yang dapat kita gunakan untuk menghibur diri di saat-saat tergelap kita? Jika anda tidak pernah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatmu, bersediakah anda melakukannya sekarang?

Hak Cipta © 2002 oleh The Voice of Prophecy

Minggu, 03 April 2011

APA DAN DI MANAKAH NERAKA ITU?

Penembakan tanpa belas kasihan terjadi saat seorang pelajar berjalan masuk ke sekolahnya dan membunuh beberapa orang teman sekelasnya. Seorang karyawan yang tidak puas karena baru saja dipecat dari pekerjaan, memasuki ruang bekas atasannya dan menembaknya. Seorang ibu mendorong mobilnya ke dalam danau dengan kedua putrinya yang berada di dalam mobil dan menenggelamkan mereka.
Setidaknya di dua benua ada ribuan orang telah dibantai dalam pembersihan etnis. Pertikaian berabad-abad antara dua atau lebih kelompok etnis menjadi penyebabnya. Laki-laki, wanita, anak-anak maupun bayi-bayi ditembak, dibantai, dibunuh dan diperkosa.
Menghukum kejahatan-kejahatan biadab ini dengan hukuman mati, sekalipun untuk pembunuh berdarah dingin, dikutuk oleh banyak orang. Banyak kelompok anti hukuman mati memprotes keras, dan menyebut hukuman ini sebagai tatacara kafir yang tidak berperikemanusiaan. Mereka bertanya, apakah para pembunuh ini tidak berhak memperoleh pengampunan?
Jadi, apakah cara paling manusiawi untuk menghukum para pelaku kejahatan ini? Kursi listrik? Beberapa orang berpendapat bahwa suntikan dengan obat mematikan adalah cara yang paling tidak menyakitkan. Yang lain berpendapat nyawa akan berakhir lebih cepat dengan cara digantung.
Tetapi dalam suatu debat yang hebat tentang hukuman mati, ada satu pilihan yang tidak dipikirkan semuanya. Tidak ada yang menyarankan bahwa para pembunuh berdarah dingin itu, yang telah membunuh orang lain dengan kejam, membayar dengan penyiksaan fisik dengan cara disiksa sampai mati. Tidak ada seorangpun yang misalnya menyarankan bahwa para pembunuh ini harus dibakar perlahan sampai meninggal.
Tetapi banyak orang Kristen menganggap bahwa Bapa surgawi akan melakukan lebih buruk dari itu. Para pemberontak, dan orang-orang jahat akan dianiaya untuk membayar dosa-dosa mereka. Dan mereka menggambarkan tempat pelaksanaan hukuman itu sebagai tempat penganiayaan yang tak berakhir.
Tetapi apa sesungguhnya yang terjadi kepada orang-orang jahat? Bagaimana nasib mereka menurut kasih dan keadilan Allah? Mari kita melihat jawabannya di dalam Alkitab.
1. KEPEDIHAN HATI YESUS
Selama 6000 tahun Tuhan telah memohon kepada setiap orang.

"Demi aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan Allah, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya Ia hidup." - Yehezkiel 33:11.

Salib menyatakan betapa besar Allah ingin menyelamatkan mereka dari kejatuhan dosa. Pada saat Yesus menangis di salib, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dia menanggung beban hati yang sangat berat (Lukas 23:34). Segera setelah itu nyawa Yesus terputus, dan beberapa orang percaya bahwa Ia mati karena kepedihan hatiNya (Yohanes 19:30, 34).
Tetapi walaupun dengan pernyataan kasih yang tak terkira ini, sebagian orang tetap tidak mau berpaling kembali kepada Yesus. Dan selama dosa menguasai dunia, hal itu akan terus menambah kesengsaraan manusia. Maka, dosa harus dimusnahkan. Bagaimana Allah akan mengakhiri dosa?

"Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap." - 2 Petrus 3:10.

Tuhan pada akhirnya harus membersihkan dunia ini dari kejahatan dan mengakhiri dosa. Barangsiapa bertahan dalam dosa pada akhirnya akan dibinasakan oleh api yang telah disiapkan untuk menghanguskan Setan, para malaikatnya, dan orang-orang jahat dari dunia. Betapa sedih hati Yesus saat Ia melihat api menghanguskan orang-orang yang bagi mereka Ia telah menyerahkan diriNya.
2. DI MANA DAN KAPAN NERAKA ITU MULAI MENYALA?
Bertentangan dengan pandangan umum, Allah tidak memiliki tempat menyala yang dinamakan neraka itu sekarang, di mana para orang berdosa akan mati. Neraka dimulai ketika bumi ini diubah menjadi lautan api. Allah menunggu untuk mengeluarkan perintah bagi orang-orang jahat itu sampai akhir penghakiman di akhir masa 1000 tahun itu (Wahyu 20:9-15).

"Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada HARI PENGHAKIMAN." - 2 Petrus 2:9.

Ia juga membersihkan dunia ini dengan api yang menyucikan itu

"Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik." - 2 Petrus 3:7.

Allah tidak pernah merencanakan untuk mengakhiri makhluk hidup dengan api neraka. Tetapi ketika manusia menolak untuk melepaskan dirinya dari Setan dan berpegang pada dosanya, mereka pada akhirnya harus menerima konsekuensi dari pilihan-pilihan yang mereka ambil. "Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya,

"Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya." - Matius 25:41.

Menurut Yesus, kapankah neraka itu dimulai?
"Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar ke dalam api, demikian juga pada akhir jaman, Anak manusia akan menyuruh malaikat-malaikatNya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaanNya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api: di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi." - Matius13:40-42.

Lalang itu, dan pembuat kejahatan, tidak akan dibakar sampai akhir dunia tiba. Dan sebelum hal ini dijalankan, seluruh dunia terlebih dahulu diyakinkan bahwa Tuhan adil dalam segala hal. Seperti dijelaskan dalam Panduan 22, pada pertarungan besar antara Kristus dan Setan, Setan mencoba untuk membuktikan kepada dunia bahwa jalan dosa adalah jalan yang lebih baik; Yesus menunjukkan bahwa ketaatan adalah kunci kepada kehidupan yang lebih memuaskan.
Pada akhir masa 1000 tahun, pertunjukan ini akan berakhir dengan hukuman bagi Setan, malaikat-malaikatnya, dan para pengikutnya. Setelah Buku Besar catatan kehidupan dibuka yang menyatakan hal-hal yang telah dilakukan setiap manusia dalam drama besar kehidupan, Tuhan akan melemparkan Setan, kematian, bersama dengan semua orang yang namanya" tidak ditemukan dalam buku kehidupan... ke dalam dapur api" (Wahyu 20:14-15). Menurut ayat selanjutnya, Wahyu 21:1, setelah Tuhan membersihkan bumi dari dosa dengan api, Ia akan menciptakan "surga dan bumi yang baru".
3. BERAPA LAMA NERAKA ITU TERBAKAR?
Sebagian orang percaya bahwa api kekal itu akan bertahan untuk selama-lamanya, yang berakibat pada penyiksaan kekal. Mari kita melihat ayat di mana Tuhan Allah menggambarkan tindakanNya terhadap dosa itu sendiri dan terhadap orang berdosa.

"Ia akan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya." - 2 Tesalonika 1:8, 9.

Perhatikanlah bahwa "kebinasaan selama-lamanya" tidaklah sama dengan "penyiksaan selama-lamanya" Secara sederhana, artinya adalah, kebinasaan selamanya. Dan akibatnya adalah kematian kekal. Petrus membicarakan hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik (2 Petrus 3:7).
Yesus mengatakan, baik "jiwa maupun tubuh mereka" akan dihanguskan di neraka (Matius 10:28). Dalam khotbahNya di atas bukit, Yesus membicarakan tentang pintu yang sempit yang menuntun kepada kehidupan, dan jalan lebar yang menuntun pada kebinasaan (Matius 7:13, 14). Dalam Yohanes 3:16 Yesus menerangkan bahwa Tuhan Allah "memberikan anakNya yang kekasih agar setiap manusia yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal" Yesus mempertentangkan dua hal: kehidupan yang kekal dan kematian yang kekal, bukan pembakaran yang kekal. Kita dapat menyimpulkan bahwa neraka pasti akan berakhir, yang berakibat kematian dan kehancuran orang-orang jahat.
Pernyatan-pernyataan jelas melalui ayat-ayat mengatakan kepada kita bahwa orang-orang jahat dibinasakan: "tetapi orang fasik akan dilenyapkan" (Mazmur 37:28), mereka "akan binasa" (2 Petrus 2:12), "mereka habis lenyap bagai asap" (Mazmur 37:20). Api akan menghanguskan mereka menjadi abu (Maleakhi 4:1-3). " Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Roma 6:23).

Tujuan dari hukuman akhir api neraka adalah untuk membersihkan dunia dari dosa, tidak untuk memelihara dosa selamanya. Sangatlah sulit membayangkan Kristus yang meratapi kekeraskepalaan Yerusalem dan memafkan mereka yang membawaNya kepada kematian, akan dapat menghabiskan waktu selama-lamanya untuk menyaksikan penderitaan dari orang-orang yang terhukum.
Neraka pasti akan berakhir. Pada penutupan masa 1000 tahun, Allah akan menurunkan api dari langit untuk membinasakan Iblis, malaikat-malaikatnya, dan orang jahat yang tetap bertahan dalam dosanya "tetapi dari langit, turunlah api menghanguskan mereka" (Wahyu 20:9).
Menurut Yesus, api itu "tak terpadamkan" (Matthew 3:12). Tidak ada pemadam kebakaran apapun yang dapat memadamkannya sampai pekerjaan api itu selesai.
Tuhan Allah berjanji bahwa, setelah api yang menyucikan itu, Ia akan menciptakan "suatu bumi baru" dan "langit yang baru" di mana "hal-hal yang dahulu tidak diingat lagi" dan "suara ratapan dan air mata tak akan terdengar lagi di sana" (Yesaya 65:16-19).
Betapa suatu hari yang kita tunggu! Semua penyebab kepedihan hati akan dimusnahkan. Tuhan Allah akan menghapus dosa dunia dari setiap hari, dan kebahagiaan kita akan sempurna.
4. PENGERTIAN "KEKAL" DI DALAM ALKITAB
Dalam Matius 25:41 Yesus membicarakan "api kekal" yang telah disediakan untuk "Iblis dan malaikat-malaikatnya". Apakah "kekal" di sini berarti selamanya? Yudas 1:7 menggambarkan Sodom dan Gomora "sebagai contoh dari mereka yang akan menderita akibat menanggung siksaan api kekal". Jelas bahwa kota-kota itu sudah tidak lagi terbakar saat ini. Tetapi api yang KEKAL pada saat itu adalah dalam arti bahwa api itu telah menyebabkan kerusakan tetap.
Di dalam 2 Petrus 2:6 sekali lagi kita membaca tentang api kekal. Tetapi ayat ini dengan jelas menyebutkan bahwa Tuhan "membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian". Orang-orang fasik di Sodom dan Gomora tidak lagi dalam penderitaan, mereka telah menjadi abu sejak lama. Tetapi api yang membakar mereka itu "kekal" dalam arti bahwa api itu telah menyebabkan kerusakan tetap. Kekal berarti hukuman yang tetap, bukan proses menghukum yang terus menerus.
Karena buku Wahyu menggunakan banyak bahasa-bahasa simbolik dan lambang-lambang yang nyata, beberapa bagiannya banyak disalah mengertikan. Sebagai contoh, Wahyu 14:11 mengatakan "asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya". Hal ini kedengarannya seperti penderitaan yang tidak berkesudahan. Tetapi, mari kita membiarkan Alkitab yang menjawab hal ini Keluaran 21:6 mengatakan bagaimana seorang budak akan ditindik telinganya oleh tuannya, dan budak itu akan bekerja pada tuannya untuk seumur hidupnya". Dalam hal ini, "selamanya" berarti selama budak itu hidup. Yunus, yang menghabiskan hanya tiga hari dan tiga malam di perut ikan (Matius 12:40), dikatakan berada di sana "selamanya" (Yunus 2:6). Tidak diragukan lagi tiga hari dalam kegelapan akan terasa seperti selamanya.
Maka kita harus berhati-hati mengartikan bagaimana ayat-ayat dalam Alkitab menggunakan bahasa-bahasa simbolik. Asap yang naik dari lautan api yang menyala-nyala adalah contoh nyata yang menggambarkan kerusakan kekal. Wahyu 21:8 mengatakan kepada kita bahwa lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang itu adalah "kematian yang kedua". Neraka itu akan berakhir. Orang-orang jahat dimusnahkan; mereka akan dihancurkan.
5. MENGAPA HARUS ADA NERAKA?
Pada mulanya, Tuhan Allah menciptakan dunia yang sempurna. Tetapi dosa datang dan membawa kerusakan, kebusukan, dan kematian. Jika saudara pulang pada suatu petang dan menemukan rumah anda telah kotor dan berantakan, apakan anda akan berdiam diri dan meninggalkannya begitu saja? Tentu saja tidak!. Anda akan menyapu kotoran dan sampah-sampah, membersihkan tempat itu dari atas sampai ke bawah, membuang semua perabot yang tidak dapat dipakai lagi. Dia akan berusaha membuang sampah dan polusi dari dosa di dunia sekali dan untuk semuanya, menciptakan bumi baru di tempat itu. Tujuan Tuhan membuat dunia ini dimurnikan oleh api itu adalah untuk menyiapkan suatu dunia sempurna tempat mereka yang diselamatkan dapat hidup.
Tetapi Tuhan Allah menghadapi masalah serius karena dosa tidak hanya merusakkan dunia, tetapi juga menginfeksi manusia di dalamnya. Dosa telah merusakkan hubungan kita dengan Dia dan hubungan kita dengan sesama. Umat manusia terus menerus dinodai oleh penganiayaan terhadap anak, terorisme, pornografi, dan ribuan kanker jiwa yang lain. Tuhan Allah, suatu hari nanti, harus menghancurkan dosa, karena dosa merusakkan manusia. Dilema Allah adalah: bagaimana melenyapkan virus dosa yang mematikan dari dunia tanpa merusak manusia yang telah terinfeksi yang di dalamnya? Solusinya adalah dengan mengambil virus itu ke dalam dirinya sendiri, mengijinkan kanker dosa itu menghancurkan diriNya di atas kayu salib. Dan sebagai hasilnya

"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita and menyucikan kita dari segala kejahatan." - 1 Yohanes 1:9.

Tuhan menawarkan pemecahan untuk semua masalah dosa secara cuma-cuma kepada setiap orang. Tetapi fakta yang menyedihkan adalah, beberapa orang tetap memilih untuk tinggal dalam kerusakan akibat dosa itu. Dan Allah tidak dapat memaksa manusia untuk mengikuti jalan kehidupan kekalNya. Barangsiapa menolak solusiNya pada akhirnya akan dihancurkan oleh penyakit itu. Alasan sesungguhnya tentang neraka adalah:

"Oleh karena ketika Aku memanggil, kamu tidak menjawab. Ketika Aku berbicara, kamu tidak mendengar, tetapi kamu melakukan apa yang jahat di mataKu dan lebih menyukai apa yang tidak berkenan kepadaKu." - Yesaya 65:12.

Dengan memisahkan diri dari Yesus dalam membuat pilihan mereka sendiri, orang-orang jahat akan mendapatkan satu-satunya pilihan, yaitu kematian kekal.
6. BERAPA HARGA UNTUK MENJADI TERSESAT?
Sekalipun tidak mengatakan bahwa api neraka akan menyebabkan penderitaan yang tidak berkesudahan, Alkitab memberikan pemandangan tentang pengalaman mengerikan dengan menjadi berdosa. Orang berdosa akan kehilangan kesempatan hidup yang kekal. Betapa mengerikan menyadari kebahagiaan hidup yang kekal bersama Tuhan berlalu dari tangan mereka, dan mereka tidak akan pernah dapat merasakan indahnya hubungan yang penuh kasih dan sempurna sepanjang masa. Saat Kristus digantung di atas kayu salib dengan dosa seluruh dunia yang memisahkanNya dengan BapaNya, Ia merasakan kesedihan yang amat sangat dari perasaan kehilangan yang abadi.
Sebagaimana orang-orang jahat melihat kehampaan di depan mereka, mereka juga hanya dapat melihat kebinasaan kekal. Mereka harus mati tanpa harapan akan kebangkitan yang kedua kali. Pada saat yang sama mereka melihat bagaimana mereka telah menolak Kristus dari waktu ke waktu saat Ia datang dengan kasih yang tak berkeputusan. Pada akhirnya mereka bersujud dan mengakui keadilan Allah dan kasihNya (Filipi 2:10, 11). Tidak mengherankan jikalau para penulis Alkitab menekankan kepada kita tentang hak pilih kita dan ajakan dari Kristus. Kami mengajak saudara untuk tidak menyia-nyiakan kasih karunia Allah ini. Sebagaimana Ia katakan

"Pada waktu aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau. Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan itu." - 2 Korintus 6:1-2.

Saya tidak dapat memikirkan suatu tragedi yang lebih besar daripada seseorang yang menyia-nyiakan pengorbanan tak terkira dari Yesus ini dengan memilih untuk menjadi tersesat. Alternatif-alternatif yang ada di hadapan kita telah sangat jelas: kehancuran abadi, pemisahan abadi dari Allah, atau persahabatan abadi dengan Kristus yang memenuhi semua kebutuhan terdalam kita. Apakah yang anda pilih? Mengapa anda tidak meletakkan nasib anda di dalam Kristus hari ini?

Hak Cipta © 2002 oleh The Voice of Prophecy